Korban Politik kantor
“Kinan! Ingat kata-kata saya!”
“Selama saya masih di sini, jangan harap posisimu akan naik sejak saat ini!”
“Ingat itu!”
Bapak GM Baru tiba-tiba melontarkan kalimat pamungkas sembari telunjuk dan tatapannya tepat mengarah pada diri ini diakhir arahan meeting berlangsung.
Kaget? Tentu saja.
Shock lebih tepatnya.
Beliau adalah Bapak GM yang baru beberapa bulan bergabung di perusahaan kami. Jadi tak banyak dari kami yang mengenalnya kecuali leader baru bawaan beliau dari perusahaan lamanya.
Lalu, atas dasar apa si Bapak GM ini mengucapkan kalimat itu pada saya? Saya merasa tak pernah sekalipun berkomunikasi intens dengan belaiu kecuali memberi informasi awal terkait update kondisi lapangan pada sesi santai kala pertama kali beliau meniginjakkan kaki di kantor, itupun karena beliau yang bertanya.
Akhirnya saya berpikir jika si Bapak GM baru ini telah mendapatkan “input” dari seseorang atas karakter negatif diri ini. “Input “seperti apa dan siapa pelakunya? Hingga hari ini saya tak pernah tahu detail kejadiannya.
Namun kandidat pelaku sudah bisa tertebak dari gerak-gerik beberapa rekan di kantor waktu itu.
Padahal kalau mau diklarifikasi, saya loh pernah diajukan naik posisi oleh pimpinan terdahulu atas pencapaian kinerja. Namun waktu itu memang tidak saya “ambil” karena alasan keluarga. Meski begitu saya dan tim tetap memberikan kontribusi terbaik pada omset perusahaan. Dan saya pun bukan pribadi yang berambisi untuk naik jabatan.
Alhasil menjadi sebuah tanda-tanya besar kenapa isu ini kembali diangkat oleh si bapak? Fatalnya fakta yang ada malah diputar-balikkan seolah-olah saya yang merong-rong struktur organisasi di kantor.
Padahal sebelum sesi meeting berlangsung si Bapak sempat memberi arahan di depan forum bahwa seorang leader itu harusnya jangan main telunjuk pada anak buahnya. Menurut beliau (dalam arahannya) jika satu telunjuk mengarah pada anak buah kita, maka empat jari lainnya otomatis akan menunjuk pada diri kita sendiri.
Jadi jika kita berani menggunakan telunjuk ke anak buah sembari memaki mereka, sejatinya (menurut beliau) kita sedang memaki diri sendiri. Nah bertolak belakang banget, kan dengan apa yang sudah beliau lakukan pada saya?
Finally setelah kejadian tersebut hingga beberapa bulan ke depan, intimidasi via email-email dari si bapak meski karena masalah receh pun masuk ke inbox email kantor saya. Sepertinya si bapak ini benar-benar ingin memberangus dan mencari kesalahan kecil yang saya lakukan.
Yup, “input” negatif seseorang sukses ditelan mentah-mentah oleh si Bapak GM. Tanpa klarifikasi, tanpa komunikasi, hanya rasa tak suka dan reward sebuah penghakiman saja.
Ironis memang!
Begitulah sepenggal kisah sepuluh tahun lalu yang rasanya tak mungkin hilang begitu saja dalam ingatan. Masuk dan terjebak dalam politik kantor karena ulah seseorang, lebih tepatnya menjadi korban politik kantor seseorang.
Namanya juga politik, ujung-ujungnya pasti terkait kepentingan. Atas dasar kepentingan seseorang kepada kepentingan orang lain. Mirisnya para pelaku politik kantor ini biasanya melakukannya dengan cara tidak benar. Bahkan tak jarang akivitas perpolitikan ini bisa dilakukan sendiri saja oleh si pelaku, meski ada juga yang dilakukan secara masif dengan mengerahkan kelompoknya. Tentu saja kelompok para penggosip dan kelompok yang tak suka kita, hehe.
Terkadang terbersit dalam pikiran kenapa ada orang seperti si pelaku yang tanpa rasa bersalah melakukan hal-hal buruk seperti itu? Sebenarnya maunya apa? Kenapa juga dia suka menjadi pribadi munafik dengan membolak-balikkan kata dan fakta yang ada dengan segala drama yang dilakukannya?
Kenapa juga dia tak sadar diri jika dia sebenarnya tak bisa apa-apa?
Begitulah politik kantor yang seringkali terjadi dan menjadi bagian tak terelakkan dari dunia kerja. Ternyata nggak sedikit loh, orang di lingkungan kerja yang memiliki work habits dengan bergantung pada politik kantor. Dimana orang tersebut hobi banget menciptakan citra negatif rekan kerjanya agar dia bisa terlihat tampil terbaik.
Padahal bila kesempatan emas pernah datang padanya, dia pun tak pernah bekerja dengan maksimal. Yang selalu dia andalkan hanyalah propaganda untuk memanipulasi pikiran rekan kerja atau atasannya saja.
Senyebelin dan setak-berdaya itu biasanya para pelaku politik kantor itu realitanya.
Politik Kantor dan Cara Memenangkannya
Terjebak permainan politik kantor memang tak bisa dianggap remeh, karena permainan ini akan sering menguras banyak energi, pikiran dan tenaga. Jika tak punya stock sabar yang banyak, doa orang terkasih, serta keyakinan yang kuat pada Sang Khaliq, pasti lebih mudah terjerumus dalam permainan politik kantor ini.
Akan tetapi saya selalu yakin, Alloh Swt tak pernah membiarkan Hamba-Nya sendiri.
Saya yakin, Dia Maha Tahu segalanya.
Dia Tahu, mana yang Haq.
Hanya pada-Nyalah saya menggantungkan semua harapan.
Harapan agar masalah rumit ini segera berlalu dan mendapatkan solusi terbaik.
Oleh sebab itu walau segenting apapun situsi di kantor, sekuat tenaga saya tetap berusaha tenang. Saya yakin meski kita terlihat jatuh dihadapan manusia, saya berusaha tak tampak buruk dihadapan-Nya.
Dengan banyak berserah dan berdoa, tetap berusaha maksimal serta tak putus berbuat kebaikan, Insyaa Alloh iman dan mental kita makin kuat karena-Nya. Tetap yakin pertolongan-Nya pasti dekat, karena tak ada yang tak mungkin bagi-Nya, bukan?
Puji syukur akhirnya jalan lain mulai terbuka. Dengan jalan-Nya saya bisa keluar dari perusahaan lama dan langsung bergabung dengan perusahaan baru sepaket dengan lingkungan kerja dan fasilitas yang jauh lebih baik hingga saat ini.
Meski jika dilogika rasanya tak mungkin secepat dan semudah itu bisa teratasi menghadapi situasi tadi.
Begitulah sepenggal kisah saya sepuluh tahun lalu sebagai korban politik kantor yang buruk di tempat kerja. Hari-hari yang saya lalui kala itu tak pernah jeda dari intrik, penuh tekanan dan sangat menguras energi.
Namun jika Teman Blogger kini sedang bersinggungan dengan politik kantor yang buruk di tempat kerja, pliss jangan stres dulu! Coba lakukan 5 cara di bawah ini agar kalian bisa memenangkannya.
- Tetap Tenang dan Fokus Bekerja
Rumor yang terjadi di lingkungan kerja saat politik kantor ini menghampiri tentu agar karir kita jatuh dan performance kita makin buruk. Yang harus kita lakukan adalah tetap tenang, focus dalam bekerja dan lakukan yang terbaik. Jangan lupa lakukan mapping pekerjaan dengan benar untuk menghindari adanya celah kesalahan.
- Hindari Mengeluh di Tempat Kerja
Meski stress karena tekanan dari atasan, rekan kerja dan aktivitas pekerjaan, ada baiknya tetap hindari mengeluh di tempat kerja. Kita tak pernah tahu rekan mana yang berpihak dan tak berpihak pada kita. Khawatirnya kalimat keluhan yang kita lontarkan di tempat kerja, menjadi boomerang pada diri kita sendiri.
- Tetap Bersikap Baik pada Semua Rekan dan Atasan
Pasti sangat sulit bisa bersikap baik pada orang yang jelas-jelas dia dalang dari rumor dan tuduhan yang mengarah pada kita. Akan tetapi dengan tetap bersikap baik pada semua rekan kerja, tetap menjaga profesionalisme pekerjaan, membuat kita tak makin terseret dalam permainan politik dan drama si pelaku.
- Bangun Persahabatan di Tempat Kerja
Pribadi – pribadi baik dan sepemikiran pasti juga ada di tempat kerja. Membangun persahabatan dengan mereka membuat kita merasa tak sendiri. Dalam situasi sulit penuh tekanan ini, adanya sahabat di tempat kerja bisa memberi kebahagian tersendiri untuk bisa survive dan berpikir waras dalam menghadapi masalah ini.
Jika saya dulu, salah satu teman satu tim yang terus mendukung saya. Bersyukur banget ada dia diantara fitnah yang beredar waktu itu.
- Kuatkan Doa, Lakukan Kebaikan dan Berserah Pada-Nya
Pemilik dunia dan seisinya adalah Dia Yang Maha Kuasa. Jika tak ada backup dan support atasan yang notabene harusnya bisa mengayomi, adil dan melindungi kita sebagai anak buahnya. Maka dukungan dan backup dari yang menciptakan atasan (manusia) lah yang kita butuhkan.
Hanya Alloh Swt lah tempat kita berserah, Hanya Dia-lah tempat kita berlindung serta berkeluh kesah. Yakinlah pasti jalan yang diberikan-Nya jauh lebih baik dan lebih indah.
Semoga kelima tips di atas bisa membantu teman-teman yang sedang berjuang melawan politik kantor yang buruk di tempat kerja. Semoga kalian pun bisa segera memenangkannya!
Oh, ya dipenghujung tulisan saya mau ngasih sebuah bocoran. Setelah tiga tahun saya meninggalkan perusahaan lama, akhirnya si Bapak GM tadi dikeluarkan juga dari perusahaan oleh owner perusahaan lama dengan cara tidak hormat karena tersandung kasus manipulasi dana. Sedangkan si pelaku politik kantor beserta kroni-kroninya endingnya tak bersisa pula di sana.
Oleh sebab itu, jika dipikir dengan logika, apa untungnya bagi mereka berpolitik kantor waktu itu pada diri ini, yak? Toh. karir mereka di perusahaan tersebut juga tandas. Bahkan si bapak GM pun juga kena imbas akan doa-doa orang terdzolimi seperti saya.
Jadi yang punya niat jadi pemain politik kantor yang buruk, ku kasih info nih, aktivitas kalian tuh nggak ada untungnya!
Salam,
-Kinan-
53 Komentar. Leave new
Setuju dg kiat-kiatnya menghadapi model GM yg seperti itu. Dimana pun akan sealu ada orang-orang yg setipe GM di atas. Akhirnya happy ending ya… GM nya dipecat
Iya kak, alhamdulillah happy ending.
Semoga si bapak tersebut kini makin bijak dalam membuat keputusan, sehingga tak ada anak buah beliau lagi yang dirugikan di tempat kerja barunya.
Dialog di awal ngena banget tuh. Aku pernah jadi orang yang digituin. Enggak enak banget kalau misal itu terjadi pada fresh graduate, aku kebetulan udah tiga kali pindah kerja, sudah 6 tahun bekerja. Meski anak baru di situ.
Jadi kataku dalam hati ya, besok cari kerja tempat lain kalau gak nyaman. Udah gitu aja santai banget. Tapi bukan GM sih Spv dan kebetulan Managerku nggak gitu. Jadi aman meski nggak nyaman.
Iya, nggak enak banget.
Alhammdulillh saya nggak sampai berkali-kali pindah tempat kerja sih mbak, karena menurut teman di devisi HRD jika kita sering keluar masuk perusahaan performance kita juga kurang baik.
CMIIW
Dinamika di kantor memang terjadi, tetap berkarya, kuatkan do’a dan jalani dengan semangat
Aamiin, makasih banyak doanya, kak.
sepakat, saya juga paling malas meladeni politik, tipsnya pas mbak
Alhamdulillah ya sudah terbebas dari lingkaran si bapak ya mbak
Iya, alhamdulillah Mbak Dyah.
Pertolongan -Nya memang tiada duanya.
wah, serem juga ya digituin sama GM. Memang sih, selama saya kerja di bbrp projek, ada aja politik rekan2 kerja bahkan BOS. saya pernah kena dan resign. karena waktu itu masi muda, jd emosian. akhirnya kenak deh hehe
Hehe, iya pemain politik kantor ini memang mirip tebar paku gitu sih cara kerjanya menurut saya. Dan biasanya mengincar jalan-jalan yang mulus yang paling mudah dia lalaui.
Mungkin jalan yang paling menarik bagi dia, ya lewat karir kak Sani. Jadilah Kak Sani kena incaran telikung si pemain ini juga.
Sering banget dicurhatin masalah politik kantornya suami. Kalo kata suami, disabarin aja, tunggu aja sampe mereka gk jabat. Jabatan itu gk abadi
Iya kak, pengingat diri juga. Jabatan itu amanah, tanggung-jawabnya sama yang membuat hidup.
Ya ampun, kalau aku yang ngalamin kayaknya udah terprovokasi deh. Malah kutantang balik siapa yang ngomong ga bener tentang diriku. Salah ya kak sikap yg kayak gitu? Ternyata harus tetap tenang dan seolah ga terjadi apa-apa kah? =( hebat lho kak Kinan.
Ngeri banget emang. Meski nggak pernah secara langsung ngalamin antara boss dan aku, tapi praktik-praktik menjatuhkan seseorang untuk kepentingan sendiri familiar banget di perusahaan. Sesama rekan kerja pun bisa. Carimu muka, bermuka dua, hapal deh wkwk. Tapi keren mbak tetep stay cool dan main cantik. Semoga selalu dijauhkan dari toxic people kedepannya ^^
aku paling gak suka ribet sama drama kantor. soalnya kehidupan rumah aja udah penuh drama, dahlah puyeng wkwkwk
Jadi inget saya juga pernah nih jadi alat untuk orang yang lagi mau naik jabatan dan menjilat atasan. Alhasil saya jadi kena SP, waktu review tahunan saya dapat reputasi jelek dan akhirnya gak diizinkan naik gaji. Padahal saya udah 3 tahun kerja di kantor itu. Tapi, untungnya setelah itu saya boleh minta pindah tim. Dari sekian banyak poin di atas, saya justru belajar kalau di kantor jangan pernah bersahabat sangat dekat karena risikonya banyak. Jadi yaa cukup anggap teman kantor biasa aja kalau aku sih hehe. Lumayan bikin trauma kak, apalagi kalau udah banyak curhat-curhatan tentang kejelekan kantor, karena ya kan kita anggepnya sahabat bgt. Kadang suka gak sadar kalau dia suka pura-pura setuju kalau kantor kita banyak negatifnya, eh tapi diam-diam dia tetap ngejilat atasan demi jabatan huhu
Aku udah nggak heran sih dengan adanya politik kantor. Aku pernah menyaksikan intrik seperti ini. Meski bukan padaku. Tapi pada teman kerjaku. Dan itu memang semenyebalkan itu.
Pada akhirnya. Memang yang berpolitik nggak baik itu memang akan kesandung masalahnya sendiri sih.
Begitulah jika Allah SWT sudah berkehendak yah, kak.. pernah sihada di posisi seperti itu, bahkankalau dipikir secara sesaat sepertinya tidak mungkin akan berakhir happy seperti cerita kakaknya.
Tapi Alhamdulillaah, kebenaran akan selalu bernama kebenaran, walaupun disembunyikan di tempat antah berantah sekalipun.
di tempat kerja, kadang kita bertemu dengan orang yang sifatnya bikin geleng-geleng kepala yaa, namun karena harus profesional sebisa mungkin rasa tidak suka pada rekan atau atasan itu disembunyikan dan bersikap seolah semua baik-baik saja
Wah parah sih GM nya, aku juga pernah di tempat kerja lama tapi nggak segitunya banget. Paling kalau dia gak suka sama satu karyawan bakal dibikin ga betah sampe tuh karyawan minta resign. Eh apa sama aja ya?
Wah parah sih GM nya, aku juga pernah di tempat kerja lama tapi nggak segitunya banget. Paling kalau dia gak suka sama satu karyawan bakal dibikin ga betah sampe tuh karyawan minta resign. Eh apa sama aja ya?
Wah sekarang udah senang ya kak di perusahaan yg baru… Akhirnya klo kita sabar dan tenang oasti ada aja jalannya yg Allah berikan buat kita
politik kantor, slek, sentimen negatif apa pun lah namanya, you name it, emang nyebelin banget yaa, hal-hal gini yang bikin ga fokus kerja, ga enakan, dan malah risih huhu. Mau ga mau fokus sama job desk sama target kerjaannya yaa, do our best
Politik kantor itu emang bikin gregetan bin gemes ya mba. Menyebalkan sekali ketika menghadapinya. Bersyukur mba Kinan sudah terlepas dari perusahaan yang lama. Semoga di tempat yang baru udah ga ada lagi drama politik kantor yang merugikan walaupun memang nyata adanya.
Teman daku juga ada yang kena politik kantor di tempatnya. Cuma mungkin karena dia laki-laki, jadinya dihadapi dengan garang, dan jadi kuat sih.
Setuju banget, buat saya nonton berita yang bukan kapasitas saya malah bikin pusing, apalgi dicampur kerjaan sendiri jadi lebih baik menghindari dan banyak nonton acara hiburan aja
Sepakat banget sama kiat-kiatnya. Terkadang kita tidak harus repot memikirkan hal-hal negatif yang ada. Biar tetap fokus bekerja dan enjoy
emang yah setiap kantor selalu ada aja politik nya, jadi yah bersabar aja dan terima kondisi yang ada
politik kantor pasti tricky banget ya haha. AKu belum pernah kantoran sih, pertama 2 tahun jadi akademisi, mayan juga tu politiknya wkwk
Hihi, semoga sukses ya mbak jika sudah lulus nanti.
memang dunia kerja itu kadang nggak jauh-jauh dari intrik ya. kadang kita juga perlu strategi dalam berinteraksi dengan rekan kerja karena bisa jadi ada orang-orang yang memiliki pengaruh kuat yang kalau kita salah berinteraksi bisa bikin karir mandek
Bener Mbak Antung, memang penting beradu startegi dengan orang-orang yang suka berintrik seperti ini sih mbak, menurut saya.
Kejamnya dunia kerja. Jadi baik aja nggak cukup ya, harus pandai-pandai baca situasi juga. Udah paling bener dateng, kerja, pulang wkwk
Jadi teringat salah satu qoute dari om mario teguh… tetap lakukan yang baik… dan perhatikan apa yang terjadi…
Yesss… tetap sukses selalu utk kakaknya
Makasih banyak Bang Iyus.
Sukses selalu juga buat Bang Iyus di sana,
Terima kasih tipsnya, karena pas banget yang dijelaskan sedang saya rasakan di kantor.
Sama-sama Mas Ilham.
Bismillah bisa segera teratasi dan dapat solusi.
Tetap semangatt mas.
Hahhahaaa, aku pernah digituin juga , dialog2 di atas mengingatkanku pada seorang leader cewe yang ampuun baiknya (sebaliknya).
Ku yang cuex dan dableg, menjalankan tips2 di atas yang akhirnya dia jatuh karena sikapnya senddiri dan akhirnya ku bisa menggantikan posisi beliau.
Yeayyy … alhamdulillah, ikut senang ku mendengarnya, mbak.
Selamat ya Mbak Hanie.
ketika kita merasakan sendiri politik kantor yang buruk, rasanya kok kesel n gemes banget ya. semoga kita bisa selalu positif thinking ketika menghadapi rekan kerja yang berpolitik. sambil menerapkan tips2 yang udah dishare mba nanik diatas. semangaat
Yess Mbak Gita tetap semangatt.
Jangan ada celah buat pemain politik ini beraksi pada kita, hehe.
Politik kantor itu ada dimana saja dan kapan saja. Perlu disikapi dengan tips yang telah dituangkan. Percaya apa yang kita lakukan dengan baik, hasilnya juga baik.
Benar Mbak Ina.
Percaya sama apa yang kita lakukakan, tetap fokus bekerja, mind mapping serta kontrol semua pekerjaan kita sendiri sebelum “report” atasan.
Pastinya, jangan kasih celah para pelaku politik kantor ini bereaksi.
Bismillah bisa.
Wadidaw! Intrik-intrik semacam ini memang sering terjadi di tempat kerja, aku pun merasakannya. Sering banget speak up, tapi nggak guna juga. Jadi memilih diam dan sabar. Nanti juga jatuh sendiri. Yang penting kita bekerja dengan niat lilahi ta’ala untuk keluarga dan orang-orang terdekat.
Walah Mbak, kalau saya ada di posisi itu, nggak bakal bisa tenang. Keren Mbak dirimu bisa gitu. Btw, ini kok mirip yang dialami ayah saya. Dulu pernah kena politik kotor rekan kerjanya sampai ayah akhirnya milih pensiun dini. Endingnya, Allah yang balas semua kejahatan teman-temannya yang udah ngejatuhin ayah.
Ngeri banget nih GM nya nggak pakai basa basi langsung bilang begitu. Jadi ingat di kantor saya ada juga tipe orang yang karena dia punya kuasa kalau ada karyawan yang nggak dia suka langsung main mutasi aja gitu. Heu
huhu neri juga ya kalau dapat atasan begitu 🙁 tapi memang gak menutup kemungkinan banyak orang-orang berkepentingan begitu ya di tempat kerja. Kudu pinter ngelola diri nih 🙂
Tanpa disadari yang melakukan politik kantor akan mendapat balasan yang sama juga seperti yang dilakukan… (Hal ini berdasarkan pengalaman nyata, hehe)
Bagaimana pun, punya teman yang sepemikiran, baik di kantor yang sama maupun bukan, memang akan membantu menguatkan diri sih ya Kak kalau sedang terjebak dalam tantangan, semisal urusan politik kantor begini.
Duh saya nyesek banget kalau sampai dibegitukan sama GM. Kalau misalnya bukan karena butuh, mungkin saya nggak akan bertahan lama di sana.
Drama dunia perkantoran memang banyak sekali, tapi kini yang aku terapkan adalah, dunia kantor bukan lah keluarga, cukup datang, kerja dan ambil gajimu, wkwkwk
Aku bacanya tegang banget paragraf paragraf awal Mbak sebegitunya ya dunia kerja. Aku belum pernah kerja informal kecuali jadi freelancer. Jadi ada bayangan someday kalo kerja di kantor.
hmm relate banget nih artikelnya, tentang politik kantor yang terjadi di kantor saya
banyak yg bermuka dua ulalala wkwkwk
Memang benar kebaikan akan selalu menang ya mba. Ujian justru membawa kebaikan, sayapun pernah mengalami hal tersebut di kantor mba. Dan benar saja, pelaku-pelaku itu akhirnya berakhir dg tidak hormat