
OJOL (Ojek Online)
Siapa sih hari gini yang gak pernah naik Ojol? Hayoo ngaku, hehe. Rasanya saat ini nggak ada sih yang belum memanfaatkan sarana transportasi online satu ini. Apalagi sekarang banyak promo yang ditawarkan dari aplikasi ini. Pastinya banyak kalangan yang tertarik untuk memanfaatkannya, salah satunya seperti kami.
Diera perkembangan teknologi yang sudah menembus di berbagai aspek kehidupan, adanya sarana transportasi online ini sangat membantu kami. Apalagi cara mendapatkan layanan jasa transportasi ojek online ini cukup mudah, kita tinggal unduh aplikasinya di play store smart phone, selanjutnya bisa mulai akses order layanan melalui aplikasi.
Diciptakannya teknologi, bukankah hakikatnya untuk mempermudah manusia dalam beraktivitas sehari-hari? Oleh karena itu jangan heran jika ojek online saat ini mulai menjadi salah satu sarana transportasi kekinian berbasis teknologi yang makin digemari.
Sebenarnya terdapat beberapa layanan lain dari aplikasi transportasi ojek online selain hanya layanan antar jemput pelanggan dari lokasi ke tempat tujuannya. Antara lain, seperti:
• Layanan Pesan Antar Makanan
Layanan yang diberikan dengan membelikan makanan yang dipesan oleh pelanggan dan mengantarkannya ke lokasi pelanggan sesuai keterangan aplikasi.
• Layanan Antar Barang
Layanan mengantarkan barang dari pelanggan ke tempat tujuan sesuai dengan pemesanan di aplikasi.
• Layanan Pembelian Obat Medis
Layanan yang diberikan dengan membelikan serta mengantarkan obat atau kebutuhan kesehatan lainnya kepada pelanggan, sesuai dengan pemesanan pelanggan ke aplikasi.
Sedangkan bagi kami, layanan antar jemput pelanggan dari lokasi ke tempat tujuan lah yang sering kami gunakan. Yaitu jasa layanan untuk jemput Si Bujang pulang dari sekolah kembali ke rumah di sore hari.
So, buat Bunda yang pertama kali melakukan order layanan jasa transportasi online untuk antar jemput anak sekolah atau ke tempat lain. Mau tanya, nih pernah kah Bunda galau atau khawatir gitu saat pertama kali mengikhlaskan anak hanya berdua saja dengan Si Pengemudi ojek online?
Hihi kalau saya sih pernah, bahkan nyaris berdebat panjang dengan pak suami karena Si Emak ini merasa nggak kenal dengan si pengemudinya dan merasa si anak masih kecil.
Padahal menurut pak suami, karena si Bujang sudah memasukki kelas satu smp, maka dia kini statusnya sudah remaja, bukan lagi anak kecil. Bahkan sebagai orang tua kata pak suami sudah waktunya kita mengajarkannya mandiri.
Oleh karena itu dengan pulang sekolah naik ojek online sendiri merupakan uji coba kami pertama melepaskan Si Bujang belajar mandiri. Sekaligus men-chalange mental si Emak agar kuat melihat anaknya mandiri.
Deg … deg .. serr, khawatir hal-hal negatif yang tidak diinginkan terjadi sering kali muncul di kepala. Beruntung saja pak suami selalu mengingatkan.
“Sudah diikhlaskan dan berpikir positif saja. Bukan kah Alloh Swt selalu mengikuti perasangka hamba-Nya? Jadi berpikir positif saja, enggak usah mikir yang aneh-aneh,” Pak suami mengingatkan.
Nah, agar beban rasa khawatir terkurangi saat pertama kali melepaskan Si Bujang applay aplikasi ojek online sendiri. Maka, berikut 7 langkah yang saya siapkan sebagai Mamaknya lebih tenang dan si Bujang pun selamat sampai rumah.

- Tanamkan Mindset Bahwa Usia Si Bujang Sudah Remaja, Bukan Anak Kecil
Karena Si Bujang sudah kelas satu smp, usianya sudah 11 tahun. Menurut pak suami Si Bujang sudah di luar kepala lah mengenal nama lengkap diri, nama bapak, nama bunda, alamat rumah serta nomor telepon darurat yang bisa dihubungi. Jadi harusnya enggak ada yang perlu dikhawatirkan.
- Pastikan Jarak Tempuh Tidak Terlalu Jauh
Jarak rumah kami ke sekolah Si Bujang kurang lebih 5 kilometer saja. Jadi menurut pak suami masih dalam radius aman pantauan. Karena rentang waktu perjalanan memakai motor hanya 25 menit saja, jadi Si Bujang enggak mungkin kelelahan karena mengantuk di perjalanan.
- Mendampingi Si Bujang Saat Pertama Kali Order Online Sendiri
Situasi saat pertama kali order ojek online sendiri bagi anak maupun orangtua adalah situasi yang sama-sama membuat “nervous”.
Untuk menghindari kekhawatiran, agar orangtua juga anak sama-sama tenang dan percaya diri maka saat Si Bujang mengakses order Ojol pertama kali usahakan ada orangtua yang mendampinginya.
Beruntung pekerjaan saya banyak di luar kantor, jadi bisa sekalian jalan pulang dari relasi langsung menuju ke sekolah Si Bujang. Saya jadi lebih tenang karena tahu Si Bujang tidak salah order dan bisa mengarahkan Si Bujang rute mana saja yang aman, nyaman dan cepat untuk ditempuh agar segera sampai rumah.
Bahkan saking khawatirnya,dikala Si Bujang pertama kali naik ojek online sendiri, saya terus memantaunya dari kejauhan dengan memakai motor, loh.
- Screenshoot Halaman Order ke Orangtua Setiap Kali Transaksi
Pada halaman order akan muncul identitas pengemudi, seperti nama, foto, plat nomor motor juga nomor pemesanan. Atas saran pak suami di awal Si Bujang naik Ojol sendiri, dia wajib screenshoot dan kirim informasi halaman order ini ke bapaknya demi keamanan Si Bujang.
Atas perintah pak suami ke Si Bujang, jika plat nomor motor tidak sesuai dengan yang menjemput dengan alasan apapun. Si Bujang harus berani membatalkannya.
- Rute Jalan Sesuai Yang Tercantum di Peta
Seperti pada poin ke tiga, selain paham rute aman dan tercepat tiba di sekolah ataupun di rumah. Si Bujang juga diminta bapaknya agar mengaktifkan fitur live location di Wahatsapp setiap melakukan perjalanan dengan ojek online. Hal ini tak lain agar pergerakan Si Bujang di awal order bisa pak suami deteksi setiap saat.
Dan pesan pak suami ke Si Bujang jika driver melalui rute yang berbeda dengan yang tercantum di peta, maka Si Bujang harus berani menanyakan pada drivernya dan harus berani menolak juga.
Adapun jika terjadi sesuatu di luar kendali, Si Bujang juga diajari tentang apa saja yang harus dia lakukan dalam kondisi darurat. Misal, segera telepon orang tua, berteriak atau mencari keramaian untuk meminta bantuan.
- Sebisa Mungkin Tidak Order Sendiri Saat Sore Atau Menjelang Malam
Jika Si Bujang pulang sore atau menjelang malam dari sekolah karena ada ekstrakurikuler, maka salah satu dari kami saja yang menjemputnya, enggak perlu order ojek online demi keamanannya.
- Selalu Kontak Si Bujang Sesuai Estimasi Kedatangan Sampai di Rumah
Ketika Si Bujang konfirmasi ke bapaknya kapan dia sudah dijemput pengemudi ojek online. Kami pun sudah bisa memastikan kapan Si Bujang sampai di rumah. Biasanya jika sudah sampai di rumah pak suami selalu wa ke saya, “Anaknya sudah di rumah.”
Hehe, kalimat singkat ini sudah membuat Si Emak ini lega, alhamdulillah.
Oke Bunda di atas celoteh saya ketika awal Bujang kami melakukan order ojek online sendiri kala dia awal masuk smp. Terkesan rempong, ya? Ehtapi, ketujuh langkah di atas beneran bisa membuat saya lebih tenang serta menghilangkan pikiran negatif di awal Bujang kami melakukan order ojol sendiri.
Nah buat Bunda yang Buah Hatinya dah bernajak dewasa, sejak kapan nih Sang Buah Hati diperbolehkan naik ojek online sendiri? Apakah kekhawatirannya sama seperti Si Emak ini? Sharing, yuk!
Salam,
-Kinan-
38 Komentar. Leave new
Sebaiknya memang tidak order sendiri saat malam apalagi kalau kotanya udah mulai sepi agak mengerikan sih. Tapi, kalau untuk pulang sekolah masih tidak apa
Kalau sudah sore atau malam. Menurut hemat saya sih, mending dijemput sendiri saja mbak.
Khawatir kenapa2. ��
Mungkin aku juga gitu kali nanti hihihi
Anakku kelas 8 sekarang Mbak. Belum pernah oesen dan naik ojol sendiri karena ga boleh bawa HP ke sekolah.
Jadi kebetulan sekolahnya jejeran sama SD adiknya, jadi aku masih anter jemput sendiri. Kecuali pulangnya beda, si Kakak naik ojek yang mangkal di depan sekolahnya.
Rencanaku mau ngajarin sih buat pas SMA nanti:)
Hehe, iya Mb Dian.
Ngajarin Si Bujang belajar mandiri.
Ngajarin Emaknya, ikhlas saat anak belajar mandiri. #Ehh
Noted bun sarannya. Ponakanku juga gitu awalnya ga berani sekarang Alhamdulillah udah bisa sendiri. Sama persis bun tiap kali order ngasih tau sama mamaknya tentang orderan ojolnya. Thanks bun sharingnya
Iya ya Mb Mega.
Ngasih tahu ke Mamaknya biar Mamaknya lebih tenang kek saya ini. ��
Pasrah ikhlas Ridha itu kata kuncinya ya mbak, menitipkan segala penjagaan hanya pada Sang Maha. Tidak ada penjagaan terbaik kecuali Allah
Benar Mis Juli.
Gusti Alloh Swt sebaik-baik penjaga.
Kayaknya tipsnya berlaku juga untuk saya deh. Apalagi kalau terpaksa pulang malam. Dulu zaman anak² blm ada aplikasi Ojol, mrk ke sekolah jalan kaki krn dekat.
Iya Bunda Hani.
Agar Mamaknya lebih tenang nih.
Alhamdulillah 7 langkah di atas, cukup menghilangkan perasaan was2. ��
Wajar saja, sih, kalau orang tua merasa khawatir saat anaknya menggunakan ojol pertama kali. Khawatir kalau ada apa-apa.
Anak sulung saya, sudah terbiasa pakai ojol dan setelah memesan, suka mengirimkan ss pengemudinya.
Anak sulung teteh pengertian, ya teh. Khawatir Bundanya kepikiran. ��
Iya mb.. Anak sy sejak smp 2 th lalu sdh brani order, sy yg msh suka khawatir sampe skg.. Krn kadang dia lupa mau salim sama supirnya krn kebiasaan salim sama saya����
Hhh … mbak, beneran saya jadi ketawa, loh. ��
Respek langsung salim sama pengemudi ojol-nya gitu kah mbak?
Hehe bisa jadi putra njenengan pribadi yang santun dan patuh di rumah ya mbak?
#Maafkan saya jadi ketawa sendiri mbak. ����
skr sih anak2ku msh kecil mba. jd kliatannya masih lama aku bakal izinin utk naik ojol :D. tapiiii agak worried ama si kakak, yg gampang banget ketiduran ini -_-. makanya dia itu sampe dibeliin semacam ikatan yg dipasang di bdn driver yg bawa motor, tp tersambung ke badan si anak juga. jd kalo sampe dia ketiduran, setidaknya kita ga kuatir bakal jatuh. Jd aku hrs perhatiin banget si kakak , kalo sampe gede kebiasaan gampang ketiduran di motor , mau jauh ato deket, asal kena angin pasti ngantuk :p, kayaknya ttp g bakal aku izinin sih. mndingan yg naik mobil aja biar aman :D.
Hehe, benar mbak.
Yang paling paham anak, ya kita sendiri, Mamaknya nih. ��
Saran saya kalau belum ikhlas, memang jangan dilakukan mbak.
Seperti yang suami saya sering bilang.
Bukankah Alloh Swt selalu mengikuti perasangka hamba-Nya?
7 langkah di atas, buat menghilangkan pikiran was2 saya saja sih mbak, hihi.
dua anak saya dr kelas satu sd sudah naik angkot sendiri
Semoga buah hati Mb Tira selalu dalam lindungan Alloh Swt.
Saya ikut berdoa dari sini mb.
Anakku masih balita semua, tpi rasa deg degannya si emak sudah berasa dari sekarang… Liat ojol ya mikir, wah anak saya nanti ada saatnya seperti itu, atau mungkin 10 tahun ke depan Ada perubahan teknologi yang lain ya… Hehhehe… Mbak rmhmu deketan ternyata sama aku, area waru:D
Iya bisa jadi 10 tahun ke depan, beda lagi update teknologinya ya mbak. ��
Btw iya …
Baru tahu saya kalo rmh Mb Dewi di Waru.
Perlu di serbu kue lebarannya nih berarti. ��
Aku baru sekali mba, ngorderin ojol buat si bujang. Itupun dari rumah. Bukan apa-apa, aku beberapa kali dapet driver yang nggak sesuai dengan spek di aplikasi. jadi watir kalau2 anak ketemu yang model beginian.
Nggak apa2 juga koq Mb Betty. ��Menurut hemat saya, siapin dulu mental kita sebagai ibunya, tujuan ngojek online buat anak itu untuk apa?
Nah jika Bundanya dah ikhlas nih, baru coba belajari anak yg sdh beranjak dewasa melakukan perjalanan dg layanan ojek online ini.
Ini menurut saya ya mbak.��
Jika memang khawatir, kita bisa pesan untuk anak2. Jadi kita bisa chat atau telp babang ojol udah ketemu anaknya belum, atau udah sampai belum. Teman saya sering melakukan ini. Kalau saya sendiri malah belum pernah karena masih saya dan suami yg antar jemput
Benar Mb sita, kurang lebih sama yg teman mbak lakukan itu.
Ojol tuh bermaafaat banget mba. Apalagi dari rumah ke jalan raya jauh banget. Pembayaran mudah dan murah dan pesannya juga gampang.
makasih mbak tipsnya. Saat ini aku masih pake ojek manual untuk jemput anak-anak. itupun karena udah langganan sejak anak-anak kecil, jadi tenang hati menitipkan anak-anak pada mang ojek ini
Saya pernah melepas anak gadis naik ojol pas kelas 6 SD, tapi jaraknya dekat & yg order ojol-nya saya, mulai dari awal sampai tiba di lokasi saya pantau terus di HP, begitu tiba di lokasi, saya langsung telpon ortu temannya. Oya, waktu itu dia ke tempat temannya. Lumayan deg-degan juga… tapi saya siap siaga andai ada yang tidak beres dari pantauan pergerakan mang ojol, hihi… Setelah itu nggak pernah, karena memang lebih sering saya antar jemput.
Wuih, related banget nih sma aku yg parnoan soal anak. Secara, rasanya pengen selama 24 jam kita awasi selalu. Tapi setelah baca tips ini, Insya Allah bisa lah mulai diterapkan. Thanks ya mbaa
Anakku sering ngojek sendiri. untuk memastikannya aman dan sampai tujuan, saya selalu memantau lewat aplikasi dan juga menelpon pihak sekolah untuk memastikan anakku baik-baik saja.
Kalau udah jadi ibu ibu emang semua bisa dikhawatirkan ya mba, apalagi untuk sesuatu yang asing dan pertama kali buat anak
Teeima kasihnya tipsnya Mbak. Hingga saat ini saya belum berani melepaskan anak yg bungsu utk naik ojol krn khawatir. Semoga tips ini membantu.
Wah, si sulung saya belum pernah Naik Ojol, sih. Sudah kelas 6 sih. Tapi insya Allah nanti dia mondok, jadi sepertinya tidak akan ng-ojol 🙂 eh tapi dia beberapa kali naik Ojol sih karena adik kandung saya driver Gojek, hehe…
Ini ide bagus lho, Mbak. Saya lebih setuju ortu meng-ojol kan anaknya daripada melepas anaknya sendirian naik motor. Tips-nya juga oke. Sip. Anak selamat sampai di tempat, orang tua pun tenang 🙂
Emang yg paling penting itu screenshot Identitas driver terus kita kirim ke keluarga ya mbak.. Dlu pas jaman naik taksi jga Foto in ID driver yg ada di dashboard Mobil supaya amaan
Entah saya nanti bagaimana
Padahal suami sejak kelas 1 sd sudah pergi pulang sendiri
Tapi zaman sekarang ni kan beda y mb
Ternyata enggak cuma saya aja yg khawatir
Tipsny saya coba nanti kalau anak udah smp mb
Saya nanti berani nggak ya ngelepas anak naik ojol?
Deg-degan juga ya. Apalagi pernah ada kasus mahasiswa saya yang koma gara-gara kejambret pas naik ojol. Dugaannya sih, ojolnya sekongkol sama penjambret.
Pagi buta gitu kejadiannya. Ngeri kan.
aku baru berani melepas anakku naik ojol sendiri itu kelas 5 SD, dan inipun setelah ia ikut aikido untuk proteksi. Doa seorang Ibu untuk keselamatan anak juga senantiasa dipanjatkan, ikhtiarnya melalui ikut bela diri. Biar doa + ikhtiar menjadi seiring sejalan
Bener bun kadang kita suka masih ngeri ngebiarin anak pake ojek online padahal mah udah gede juga ya anaknya tp ttp aja…. sip lah tipsnya bun bisa ditiru hehee
Sayaaaaaa…..
Sudah lama ada Ojol baru 3 kali naik ojol, takut soalnya, nanti jatuh wakakakak *lebay
Saya juga pernah 2 kali orderin ojol buat si kakak, deg2an banget sumpaaahhh..
Tapi wajar sih, doalnya si kakak masih kelas 2 SD.
Untungnya saya pakai ojol hanya untuk anterin ke tempat les, yang jaraknya cuman di gang sebelah hahahaha
Tapi, meskipun demikian, saya tetep deg2an, memantau perjalanannya, dan pas udah nyampe, saya telpon tempat kursusnya.
Saya emang lebay, tapi ya gimana dong, udah insting emak2 hehehehe