“Ajarilah anak – anakmu sesuai zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka, bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian”
– Rasulullah Saw –
Di atas adalah kalimat yang Rosullulah SAW lontarkan pada para sahabat beliau sekitar 1.400 tahun lalu. Jauh sebelum teori parenting digaungkan seperti saat ini. Luar Biasa, bukan?
Pesan mendalam dari kalimat beliau adalah pada pengasuhan anak. Mengasuh anak harusnya disesuaikan dengan zaman mereka tumbuh, bukan zaman kita kecil dahulu tumbuh. Karena di masa anak–anak kita tumbuh tentu berbeda zaman dengan saat kita tumbuh.
Oleh sebab itu tidaklah bijak jika kita memaksakan kehendak dalam mendidik anak–anak kita, sama seperti zaman kita dulu dididik. Karena hakekatnya setiap zaman mempunyai karakteristik, tantangan dan goal yang berbeda.
Perilaku dan kebiasaan pun pasti berbeda. Contohnya, pada pola pertemanan remaja sekarang, tak terbatas dengan teman-teman sekolah atau lingkungan tempat tinggalnya saja. Namun sudah merambah dengan komunitas jagad mayanya.
Begitu pula pada permainan anak-anak, game online by smart phone dan mainan dunia maya lainnya sudah mengalahkan permainan masa kecil kita, seperti gobak sodor, pendan dan lainnya.
Namun dibalik semua kemudahan dan kemewahan yang dimiliki anak-anak zaman sekarang, tantangan mereka pun tak kalah beratnya, loh. Derasnya arus globalisasi tentunya punya peran dalam mengubah tatanan budaya yang kita junjung selama ini.
Konsep pergaulan bebas dan berpikir bebas di luar norma, adat dan agama sangat rentan masuk ke generasi sekarang. Oleh sebab itu penting bagi para orang tua untuk paham karakter putra putrinya sesuai dengan zamannya, demi memudahkan komunikasi antar anggota keluarga.
Macam-Macam Generasi, Karakter dan Cara Berkomunikasinya
Yuk cek, Anda masuk di generasi mana?

Sebelum mendalami generasi apa putra putri kita, agar lebih paham bagaimana cara tepat dalam berkomunikasi dengan mereka. Maka perlu bagi kita untuk memahami generasi apa kita, juga anggota keluarga lainnya. Sehingga kita bisa memahami karakter dan cara berkomunikasi yang benar antar anggota keluarga.
Menurut pakar pendidikan Mark Prensky (dalam Mardina 2011:5) mengemukakan bahwa generasi di dunia ini dikelompokkan menurut awal tahun kelahirannya.
Secara garis besar beliau membagi generasi di dunia menjadi 2 kelompok, yaitu: Digital Immigrants & Digital Natives.
Kelompok Digital Immigrants adalah kelompok generasi yang lahir sebelum era digital namun selanjutnya menjadi tertarik, dan suka mengadopsi hal baru dari teknologi. Dalam kelompok ini terdiri dari Generasi Baby Boomers & Generasi X.
Sedangkan Kelompok Digital Natives merupakan kelompok generasi yang terlahir pada era digital. Kelompok ini terdiri dari Generasi Y, Generasi Z dan Generasi Alpha.
Kelompok Digital Immigrants
Dilansir dari mccrindle.com terdapat gambaran secara umum perbedaan antara generasi BB, X, Y dan Z. Berikut ilustrasinya:
sumber: mccrindle.com
- Generasi Baby Boomers

Generasi yang terlahir pasca Perang Dunia II, pada rentang tahun 1945-1965.
Merupakan masa dimulainya penataan ulang pasca perang dan mulai digaungkannya perdamaian dunia. Dampak perdamaian pasca perang ini adalah tingkat kelahiran yang makin meningkat. Sehingga tak salah jika generasi ini disebut dengan generasi Baby Boomers.
Jika di negara kita, rentang tahun 1945-1965 tersebut adalah masa pemulihan pasca penjajahan dan mulai menata pemerintahan. Tingkat pendidikan para generasi ini tidaklah sama dengan generasi Milenial saat ini.
Minimnya fasilitas publik yang tak mendukung dalam hal pendidikan, perekonomian, sarana transportasi, dan dalam hal infra struktur. mengakibatkan minimnya sekolah-sekolah lanjutan di daerah. Termasuk juga minimnya perguruan tinggi.
Dilansir dari ilustrasi mccrindle.com, karakter generasi ini adalah:
• Menyukai gaya komunikasi verbal, secara langsung tanpa perantara alat dan lainnya. (face to face)
• Menyukai gaya komunikasi satu arah, tidak suka timbal balik,
• Otoriter, duduk dan dengarkan saja, dilarang membantah.
Secara umum karakter Generasi Baby Boomers ini, adalah:
• Bertemperamen keras, kaku, kuno, kolot, intoleran dan otoriter. Hal ini tak lain karena kerasnya kehidupan masa kecil selama perang dan masa pengungsian. Minimnya fasilitas publik setelah masa penjajahan menyebabkan generasi ini bertemperamen keras.
• Dalam pegambilan keputusan, generasi ini selalu berpegang teguh pada norma dan adat istiadat.
• Mempunyai daya juang yang tinggi, terutama jika berhubungan dengan slogan perbaikan nasib. Pengakuan status sosial dari lingkungan sekitar, sering kali menjadi target goal dari generasi ini.
Cara Berkomunikasi
Kerasnya kehidupan dimasa generasi ini, menyebabkan generasi ini bertemperamen kaku, kolot, intoleran dan otoriter. Olehkarena itu alangkah bijak jika kita yang muda ini, lebih bisa berbesar jiwa untuk bisa toleran, memaafkan, juga berusaha memehami kedua orang tua kita dengan kasih sayang.
Bukankah hal baik akan berbuah baik? Jika kita mencontohkan hal baik pada putra putri kita, tentunya putra putri kita juga akan melakukan hal yang sama. Bukan kah anak adalah peniru yang baik?
Para Generasi Baby Boomers ini dalam keluarga kita adalah ayah ibu kita atau kakek nenek putra putri kita.
- Generasi X

Generasi yang terlahir pada rentang tahun 1966-1980.
Merupakan generasi yang terlahir pada masa transisi pasca perang menuju perdamaian dunia. Pada masa ini, dunia terbagi dalam dua blok besar dan satu blok netral, yaitu Blok Barat, Blok Timur dan Non Blok.
Generasi ini tumbuh bersama konflik global dunia, seperti: Perang Dingin antar dua blok besar dan Perang Vietnam.
Jika di negara kita, rentang tahun 1966-1980 tersebut adalah masa pembangunan pasca penjajahan Belanda dan Jepang. Serta berakhirnya masa komunis di Indonesia.
Masa ini merupakan awal arus globalisasi masuk ke berbagai negara. Kiblatnya tentu saja Amerika dan Eropa.
Dampak negative arus globalisasi ini adalah seringnya mengesampingkan nilai adat istiadat juga norma. Selain itu maraknya alkohol dan narkotika terutama di kalangan elit dan kaum sosialita juga mulai dirasakan generasi ini.
Dilansir dari ilustrasi mccrindle.com, karakter Generasi X adalah:
• Lebih terbuka dan lebih toleran.
• Memiliki tingkat pendidikan yang lebih baik dari generasi sebelumnya. Satu dari empat anak di generasi ini, sudah bisa menikmati bangku perguruan tinggi.
• Dimasa kanak-kanaknya masih menikmati permainan tradisional.
• Akrab dengan media massa cetak dan elektronik, seperti radio, televisi, surat kabar maupun majalah yang terus meningkatkan mutu dalam penampilan dan pelayanannya.
• Fasilitas publik seperti jembatan, jalan raya, dan alat transportasi lebih mendukung pada masa generasi ini, walaupun tak secanggih saat ini.
• Karena dididik dari kerasnya Generasi Baby Boomers, sehingga generasi ini lebih suka berpikir secara rasional, bertanggung-jawab dalam tugas, memiliki daya juang dan daya bertahan yang tinggi, terutama dalam pengembangan dirinya.
Bagaimana cara berkomunikasinya?
• Dikarenakan karakternya yang lebih terbuka dan lebih toleran daripada generasi sebelumnya, walau faktanya mereka terdidik dari Generasi Baby Boomers, maka Generasi X ini seringkali menjadi penghubung komunikasi antara Generasi Baby Boomers dan generasi di bawahnya, seperti Generasi Y, maupun Generasi Z.
• Lebih menyukai komunikasi secara langsung (person to person), walaupun terkadang menggunakan alat komunikasi lain, seperti telephone.
• Generasi ini menyukai gaya komunikasi dua arah, dengan interaksi timbal balik dari lawan bicaranya.
Generasi X dalam keluarga kita adalah kita, para orang tua atau saudara-saudara sekandung kita, seperti pak dhe dan bu dhe dari anak-anak kita.
Kelompok Digital Natives
- Generasi Y

Generasi yang terlahir pada rentang tahun 1981-2000.
Merupakan generasi awal Digital Natives. Generasi ini tumbuh di era arus globalisasi dan informasi yang sudah tak terbendung lagi.
Selain komputer yang kian menjamur, video games, gadget, smartphone dan setiap kemudahan yang berbasis komputer menjadi kebutuahan sehari-hari adalah bagian dari kehidupan generasi ini.
Sehingga generasi ini sering disebut sebagai Generasi Milenial.
Secara global tingkat perkembangan ekonomi dunia mengalami kemapanan yang tinggi. Hal ini tak lain karena adanya kesepakatan perdamaian dunia yang dipatuhi semua Negara. Sehingga semua aspek kehidupan terutama teknologi dan pendidikan terus berkembang, tanpa tekanan peperangan.
Dilansir dari ilustrasi mccrindle.com, karakter Generasi Y adalah:
• Berpikir simple, praktis, kreatif dan inovatif.
• Cenderung individualis, arogan, dan mempunyai komunitas sosial yang terbatas.
• Multitaskin, menyebabkan generasi ini kurang detail dalam memahami suatu masalah sehingga kurang bersabar, cenderung emosional dan akhirnya kurang berkomitmen dalam tanggung jawab.
• Menguasai teknologi dengan baik.
• Tingkat pendidikan yang lebih baik. Satu dari tiga anak di generasi Y ini sudah bisa menikmati bangku perguruan tinggi.
Bagaimana cara berkomunikasinya?
• Menyukai bentuk komunikasi tidak langsung dengan melalui perantara alat komunikasi seperti Gadget, internet malaui short message atau e-mail.
• Mengenal komunitas dunia nyata dan dunia maya.
• Interaksi timbal – balik dalam komunikasi dua arah tetap digunakan, namun lebih kreatif (bisa interaksi di dunia nyata juga di dunia maya).
• Sering menggunakan bahasa kekinian.
Para Generasi Y dalam keluarga kita adalah kita, para orang tua muda atau saudara-saudara sekandung kita, seperti om dan tante dari anak-anak kita.
- Generasi Z

Generasi yang terlahir pada rentang tahun 2001-2010.
Menurut Mardina Riana (2011:6) merupakan generasi yang tumbuh ditengah perkembangan teknologi yang semakin mapan, handphone semakin canggih, internet yang bisa diakses dimana-mana, hingga media sosial sudah menjadi media komunikasi yang bisa mengidentifikasi karakter seseorang. Sehingga generasi ini sering disebut sebagai Generasi Internet atau Net Generation (iGeneration).
Secara umum karakter pada generasi ini, antara lain yaitu:
• Sudah mengenal teknologi informasi sejak anak – anak
• Individualis, karena mereka lebih menyukai privasi dengan hanyut dan asyik dalam media sosialnya sendiri daripada berinteraksi secara langsung.
• Generasi yang tumbuh dengan latar-belakang teknologi semakin canggih dan berkembang-pesatnya beberapa aplikasi – aplikasi lain dalam teknologi informasi, seperti google, facebook, youtube dan twiter.
• Multitaskin, sehingga sering kurang fokus mendalami sebuah permasalahan dalam menyelesaikan tugas.
• Dilansir dari mccrindle.com, generasi ini hampir 10 jam setiap harinya mengakses teknologi.
• Tingkat pendidikan yang sangat baik. Dilansir dari mccrindle.com satu dari satu anak di generasi Z ini sudah bisa menikmati bangku perguruan tinggi
Bagaimana cara berkomunikasinya?
• Kurang menyukai komunikasi langsung, lebih menyukai komunikasi tidak langsung melalui smartphone dan sosial media.
• Menyukai komunikasi dua arah, dengan mengandalkan gadget dan smartphone-nya.
• Bermain dan mengerjakan tugas adalah gaya hidup yang terintegrasi bagi generasi ini.
Para Generasi Z dalam keluarga kita adalah anak-anak kita yang beranjak dewasa dan keponakan di usia remaja menuju dewasa (mau kuliah dan lain sebagainya).
- Generasi Alpha

Generasi yang terlahir pada rentang tahun 2011-sekarang.
Menurut Mark McCrinddle (dalam Awaludin, 2014) merupakan generasi yang paling akrab dengan internet sepanjang masa. Pada masa depan bisa jadi generasi alpha bertukar pesan dengan jarak waktu nol karena instan.
Generasi alpha tidak berfikir tentang teknologi sebagi alat, mereka mengintegtarsikan teknologi dalam kehidupan mereka.
Secara umum karakter pada generasi ini, antara lain:
• Mengenal teknologi informasi sejak dalam kandungan.
• Dilatar-belakangi teknologi yang semakin maju dengan pesat, dengan cara berkomunikasi & bersosialisasi yang berubah karena interaksi dunia maya dan dunia nyata tidak ada bedanya.
• Individualisme, karena lebih banyak berinteraksi dengan teknologi dan kurang berinteraksi secara sosial.
• Lebik ekspresif karena didik dari orang tua generasi X dan Y yang toleran.
• Nilai – nilai budaya mulai terkikis dikarenakan globalisasi yang tak terbendung.
Cara Berkomunikasi:
• Sangat menyukai interaksi secara online dalam dunia maya, misal dalam permainan dan pembelajaran.
• Menyukai komunikasi dua arah yang tidak menggurui dan bisa menjadi teladannya.
Generasi Alpha dalam keluarga kita adalah anak-anak kita yang memasuki awal masa remaja dan keponakan di usia awal remajanya.
Bagaimana sudah paham, kan? Generasi apa kita, putra putri kita, serta anggota keluarga lainnya.
Setiap generasi, ditiap rentang tahun kelahiran seringkali terjadi perbedaan perilaku, cara pandang serta tata bahasanya. Kondisi ini tak lain akibat dari perbedaan yang melatar belakangi rentang tahun kelahiran tersebut.
Dengan menyadari setiap karakter dan cara berkomunikasi tiap generasi yang berbeda, diharapkan kita makin mengenal pola pikir bahkan paradigma hidup di masing-masing generasi dalam keluarga kita.
Yuk, saling bersinergi, saling menghormati dan menerima setiap kelebihan dan kekurangan masing-masing generasi, guna terciptanya keluarga kecil yang kompak dan tangguh dengan Multi Generasi ini.
By
-Kinan-
Referensi:
- Mardina, Riana. 2011. Potensi Digital Natives dalam Representasi Literasi Informasi Multimedia Berbasis Web di Perguruan Tinggi. (Online), (http://journal.ipb.ac.id/index.php/jpi/article/view/5264)
- Awaludin, Wahyu. 2011. Mengenal Generasi Alpha. (Online), (https://www.selasar.com/kreatif/mengenal-generasi-alpha)
- Nugraho, Ridho. 2015. Menyambut Lahirnya Anak Generasi Alfa yang Melek Digital.(Online), (http://tabloidnova.com/Keluarga/Anak/Menyambut-Lahirnya-Anak-Generasi-Alfa-Yang-Melek-Digital)
- Isthuufia, 2016. Menyambut Generasi Alpha. (Online)
(http://isthuufia.blogspot.com/2016/09/menyambut-generasi-alpha.html)
29 Komentar. Leave new
Mba Nanik makasih yaa ilmu dan sharingnya sangat bermanfaat buat saya. Semoga kita diberi kekuatan dan kesabaran untuk mendidik anak-anak kita menjadi anak yang sholeh/sholehah, cerdas, sukses dunia dan akhiratnya. Aamiin.
Alhamdulillah jika bermanfaat mbak.
Mba Nanik makasih yaa ilmu dan sharingnya sangat bermanfaat buat saya. Semoga kita diberi kekuatan dan kesabaran untuk mendidik anak-anak kita menjadi anak yang sholeh/sholehah, cerdas, sukses dunia dan akhiratnya. Aamiin.
makasih banget ilmunya mba, sangat berguna bagi saya untuk bisa lebih memahami anak anak
Sama2 Mb Sunarti.
Alhamdulillah jika bermanfaat.
Serius nih, perasaan saya yang dilema menghadapi gadget terjawab sudah. Makasih mbk, di bookmark deh..
Mbak Dewi Milenial ya mbak? Pinginnya komunikasi sama gadget terus hehehe.
ulasan yang lengkap dan bermanfaat Mbak..Terima kasih.
Memang dibutuhkan sinergi multi generasi sehingga tercipta keluarga yang kompak dan tangguh!
Benar Mbak Dian, menghindari salah paham. Khawatirnya malah timbul perselisihan hanya karena kurang bisa memahami lawan bicara yang berbeda generasi. Padahal masih satu keluarga.
Perlu tahu ilmu ini spy jgn salah menghadapi anak. Terima kasih ilmunya
Sama-sama Mbak Liesdiana.
Keren mb tulisannya jd ngeh aq masuk generasi apa. Tp menurut ku generasi x termasuk aq yg masih mengalami sesuatu yg tradisional dan modern. Wuihhh jd ingat dulu msh suka kirim2an slm via radio.. Haha… Amazing thx info bermnfaatnya.
Hehehe … seruu ya mbak. Para generasi X merupakan penghubung antara generasi Baby Boomers dengan generasi di bawahnya.
Setiap generasi memang memiliki ciri khasnya masing-masing ya, dan cara berkomunikasinya pun berbeda. Harus paham biar bisa berkomunikasi dengan baik
Benar Mbak Nurul. Harus paham dulu gaya komunikasinya, Agar tidak salah paham.
Terima kasih banyak ilmunya mba. Lengkap sekali penjelasannya. Masih PR buat saya agar bisa berkomunikasi dengan baik dengan anak dan keluarga. Apalagi beda jaman beda cara komunikasinya.
Sama-sama mbak. Semoga bermanfaat ya.
Bener ya, setiap generasi tidak bisa disamakan. Cara berkomunikasi pun berbeda2. Terima kasih untuk sharingnya, mbak ��
Sama-sama mbak. Semoga bermanfaat.
Setiap generasi tentunya semua jaman yg berlaku saat itu, treatmenya ya pasti berbeda ya.
Betul sekali mbak Srie Ningsih Ali. Agar kita bisa mengarahkan dengan benar, dan menghindari salah paham.
Semoga bermanfaat ya mbak.
Sama mbak, saya juga sedang belajar ini.
Beda generasi emang butuh pola asuh yang beda ya. Jadi harus lebih ngerti kalau bicara ke generasi lain harus beda cara bicaranya juga
Benar Mbak Ra.
Semoga bermanfaat ya, review saya ini.
Generasi Y alias milenial berpikir simple, praktis, kreatif dan inovatif. YEeeah!
Yeahh, manteb nihh Mbak Eta golongan Milenial. Tanggung jawab dunia ada di tangan Milenial sekarang.
makasih sharingnya
Sama-sama Mbak Tira Soekardi.